Fakta Terbaru dari Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tentang Sumber Air Aqua
- account_circle Dedy Sumirtha
- visibility 77
- comment 0 komentar

Belakangan muncul warganet dan media yang mempertanyakan sumber air dari merek air mineral Aqua — apakah benar berasal dari “mata air pegunungan” seperti yang selama ini diiklankan, atau dari sumur bor biasa? detikHealth+3CNN Indonesia+3detikHealth+3
Peneliti hidrologi dari BRIN, Rachmat Fajar Lubis, lalu memberikan klarifikasi tentang fakta ilmiah di lapangan. detikHealth+2detikHealth+2
Temuan Utama
Berikut ringkasan poin-penting yang diungkap oleh BRIN:
-
Jenis air yang digunakan bukan dari sumur bor “dangkal” biasa, melainkan dari akuifer dalam (air tanah tertekan) yang kedalamannya cukup signifikan dan terlindungi oleh lapisan batuan/kerikil di atasnya. detikHealth+1
-
Air tanah tertekan ini memiliki keunggulan:
-
Tekanannya lebih tinggi daripada permukaan tanah, sehingga lebih stabil dan kurang dipengaruhi musim kemarau panjang. detikHealth+1
-
Karena terlindungi, risiko kontaminasi dari aktivitas permukaan (seperti tanah terbuka, limbah, hewan) relatif lebih rendah dibanding air tanah dangkal atau permukaan. detikHealth+1
-
-
Meskipun disebut “mata air pegunungan” dalam iklan, BRIN menjelaskan bahwa istilah tersebut masih bisa dianggap relevan secara geologi jika air itu berasal dari sistem batuan vulkanik di pegunungan, meskipun diambil melalui pengeboran, bukan sebagai mata air alami terbuka. detikHealth+1
-
Beberapa perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) memang beralih ke metode pengeboran sumur dalam agar kualitas dan kontinuitas produksi lebih terkendali. CNN Indonesia+1
Penjelasan Teknis
-
Air di alam terbagi menjadi tiga kategori: air hujan, air permukaan, dan air tanah. detikHealth
-
Air tanah terbagi lagi menjadi:
-
Air tanah bebas (dangkal) — lebih mudah terpengaruh musim dan kontaminasi. detikHealth+1
-
Air tanah tertekan (akuifer dalam) — kedalamannya lebih besar, terlindungi lapisan kedap air, lebih stabil. detikHealth+1
-
-
Proses pengeboran untuk mendapatkan air dari akuifer dalam melibatkan uji hidrogeologi, kedalaman pengeboran (misalnya 60-140 meter atau lebih), izin resmi, pemantauan lingkungan, serta proses pengolahan dan pengepakan air.

Apa Artinya bagi Konsumen dan Publik?
-
Konsumen tetap bisa mempercayai bahwa air mineral merek tersebut berasal dari sumber yang tertutup dan terlindungi secara teknis, bukan dari “sumur bor rumah tangga” yang biasa muncul dalam spekulasi publik.
-
Namun, transparansi menjadi poin krusial: publik perlu memahami jenis sumber air, metode pengeboran, pemantauan kualitas, serta izin lingkungan yang terkait.
-
Untuk perlindungan lingkungan: pengeboran yang mendalam harus dilakukan dengan memperhatikan dampak lingkungan, pemanfaatan air secara berkelanjutan, dan tidak mengganggu akses air masyarakat sekitar. BRIN juga menyoroti bahwa pengambilan air tanah berlebihan bisa berakibat menurunnya kualitas/debit dan berdampak lingkungan. tirto.id
Berikut beberapa dokumen resmi dan hasil temuan terkait sumber air, izin pengambilan air serta kualitas produk dari AQUA / PT Tirta Investama yang saya temukan:
✅ Dokumen & Temuan
-
Terdapat dokumen yang disebut “Hasil Uji Air Minum – Mei 2025” yang terpublikasi di Scribd, mencantumkan COA (Certificate of Analysis) untuk AQUA Mineral Water 19L-jug dengan hasil mikrobiologi: 0 cfu untuk total count dan coliform. Scribd
-
Ada berita bahwa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan AQUA untuk “ukur dan validasi dampak positif” dari perusahaan tersebut. Tempo.co
-
Ada pernyataan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengevaluasi izin pengambilan air tanah oleh AQUA menyusul polemik bahwa sumbernya bukan “mata air pegunungan” melainkan sumur bor / air tanah. Editor News+1
-
Persyaratan umum untuk izin pengusahaan/penggunaan sumber daya air di Indonesia tercantum dalam panduan resmi, yang mencakup dokumen seperti peta situasi, gambar prasarana, dan rekomendasi teknis. perizinansda.pu.go.id
-
Persyaratan keamanan & mutu untuk produk AMDK (air minum dalam kemasan) di Indonesia mencakup pengujian kesesuaian mutu produk sebagai bagian dari registrasi. Registrasi Pangan
⚠️ Catatan dan Hal yang Masih Perlu Diklarifikasi
-
Meskipun terdapat “Hasil Uji Air Minum” yang beredar secara daring, saya tidak menemukan dokumen terbuka yang menyebut secara eksplisit “izin pengambilan air tanah/sumur bor” untuk titik produksi AQUA beserta kajian hidrogeologi lengkapnya yang bisa diakses publik.
-
Berita evaluasi dari ESDM menunjukkan bahwa masih ada investigasi terhadap aspek izin. Artinya status finalnya belum sepenuhnya terbuka atau terpublikasi secara detail.
-
Validasi BRIN yang dilakukan adalah mengenai “dampak positif” dari perusahaan, bukan secara spesifik publikasi publik penuh yang memuat seluruh hasil laboratorium atau hidrogeologi.
-
Karena ini menyangkut perusahaan besar dan regulasi lingkungan, dokumen teknis lengkap (misalnya detail dari kajian hidrogeologi, volume pengambilan air, dampak komunitas) mungkin bersifat internal atau terbatas aksesnya.
Kesimpulan
Temuan BRIN menunjukkan bahwa klaim bahwa air Aqua “dari sumur bor biasa” kurang tepat secara teknis — sumbernya adalah akuifer dalam yang memerlukan pengeboran dan pemrosesan untuk menghasilkan air kemasan. Kualitas, stabilitas, dan proses yang lebih terkontrol menjadi penjelasan utama.
- Penulis: Dedy Sumirtha

Saat ini belum ada komentar