Breaking News
light_mode
Beranda » Berita » Ribuan Kayu Gelondongan Terpantau dipantai Padang Pasca Banjir Bandang

Ribuan Kayu Gelondongan Terpantau dipantai Padang Pasca Banjir Bandang

  • account_circle Dedy Sumirtha
  • visibility 19
  • comment 0 komentar

Ribuan kayu gelondongan telah terdampar di sepanjang Pantai Padang, khususnya di daerah seperti Pantai Air Tawar dan Pantai Parkit, menyusul banjir bandang dan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Barat baru-baru ini. Fenomena ini telah mengubah drastis tampilan pantai dan mengganggu aktivitas nelayan setempat.

Gambaran Umum Kejadian

Material kayu dalam jumlah besar ini terbawa oleh arus sungai dari daerah hulu akibat curah hujan ekstrem yang dipicu oleh Siklon Tropis Senyar, yang jarang terjadi di wilayah khatulistiwa. Tumpukan kayu gelondongan ini menumpuk di bibir pantai dan muara sungai, menjadi bukti nyata kerusakan lingkungan di hulu.

Dugaan Penyebab dan Reaksi

Kehadiran ribuan kayu gelondongan ini menimbulkan dugaan kuat adanya aktivitas pembalakan liar (illegal logging) atau manajemen lahan yang buruk di daerah tangkapan air.

Pernyataan Pihak Berwenang: Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menduga kayu-kayu tersebut berasal dari sisa pohon lapuk, pohon tumbang alami, material bawaan sungai, atau area bekas penebangan legal yang belum sempat diangkut oleh pemegang hak atas tanah (PHAT).

Kritik dari Organisasi Lingkungan: Greenpeace dan pakar lingkungan berpendapat bahwa kerusakan masif ini menunjukkan fungsi hutan alam sebagai penahan air telah menurun drastis, dan adanya kayu gelondongan bersih kulit (diduga hasil tebangan) memperkuat indikasi penebangan tak terkendali.

Respons Penegak Hukum: Pihak kepolisian, termasuk Mabes Polri, telah mulai turun tangan untuk menyelidiki asal muasal kayu-kayu tersebut, menanggapi sorotan publik dan desakan dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR dan PKS Sumbar, untuk mengusut tuntas dugaan pembalakan liar.

Dampak

Selain merusak pemandangan dan ekosistem pantai, tumpukan kayu ini menyulitkan akses bagi para nelayan untuk melaut dan menimbulkan kekhawatiran akan sedimentasi parah di area muara.

Pemerintah daerah dan instansi terkait sedang mengupayakan pembersihan tumpukan kayu dan sampah di sepanjang pantai.

  • Penulis: Dedy Sumirtha

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Hadapi Ketegangan Global, ASEAN Bentuk Kekuatan Regional yang Solid

    Hadapi Ketegangan Global, ASEAN Bentuk Kekuatan Regional yang Solid

    • account_circle Dedy Sumirtha
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Di tengah meningkatnya ketegangan global akibat rivalitas negara besar, ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) terus berupaya membentuk kekuatan regional yang solid dan mandiri. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN kini memperkuat kerja sama ekonomi, keamanan, dan diplomasi untuk menghadapi tantangan global seperti konflik geopolitik, krisis […]

  • Edukasi Fitur Baru WhatsApp untuk Orang Tua Play Button

    Edukasi Fitur Baru WhatsApp untuk Orang Tua

    • account_circle Kaila Syahfitri Sumirtha
    • visibility 99
    • 0Komentar

    Mengapa Orang Tua Perlu Tahu WhatsApp saat ini menjadi aplikasi komunikasi utama bagi banyak keluarga—baik untuk chat, panggilan, maupun grup keluarga. Karena itu, orang tua perlu memahami fitur-baru dan pengaturan keamanan agar bisa membantu anak atau diri sendiri menggunakan aplikasi dengan aman dan nyaman. Fitur Baru dan Pengaturan Penting untuk Orang Tua Berikut beberapa fitur […]

  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia

    • account_circle Dedy Sumirtha
    • visibility 95
    • 0Komentar

    Latar Belakang Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025. Setneg+3Media Keuangan+3kontan.co.id+3Program ini dirancang sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045 — memastikan seluruh anak, ibu hamil, ibu menyusui dan masyarakat rentan mendapatkan akses kepada makanan bergizi seimbang. bpmpprovsumut.kemendikdasmen.go.id+2Indonesia.go.id+2Langkah strategis ini […]

  • Operasi Zebra 2025

    Operasi Zebra 2025

    • account_circle Dedy Sumirtha
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Polri Satlantas Jakarta Pusat melakukan penindakan berupa teguran kepada pengendara Sepeda Motor yang tidak menggunakan helm, serta pembagian brosur, dan himbauan Tertib berlalu lintas dalam rangka Pelaksaaan Operasi Zebra Jaya di wilayah Hukum Polres Metro Jakarta Pusat Operasi Zebra 2025 diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia mulai 17 hingga 30 November 2025. Operasi ini berlangsung selama 14 […]

  • Apa Itu Redenominasi Rupiah

    Apa Itu Redenominasi Rupiah

    • account_circle Dedy Sumirtha
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan nilai nominal mata uang dengan mengurangi jumlah angka nol tanpa mengubah nilai fundamental atau daya beli masyarakat. Sebagai contoh, uang Rp10.000 akan menjadi Rp10, namun nilainya dalam membeli barang tetap sama.  Tujuan Redenominasi Tujuan utama redenominasi rupiah adalah untuk meningkatkan efisiensi ekonomi dan memperkuat citra mata uang rupiah di mata internasional. Manfaat yang diharapkan […]

  • Sumpah Pemuda 2025: Api Persatuan yang Terus Menyala di Era Digital

    Sumpah Pemuda 2025: Api Persatuan yang Terus Menyala di Era Digital

    • account_circle Kaila Syahfitri Sumirtha
    • visibility 73
    • 0Komentar

    Sejarah Singkat: Lahirnya Ikrar Sakral Setiap tanggal 28 Oktober, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda. Namun, sudahkah kita benar-benar memahami makna yang terkandung di baliknya? Lebih dari sekadar perayaan, hari ini adalah pengingat akan sebuah ikrar bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa. Hari sumpah Pemuda yang ke 97. Pada tahun 1928, para […]

expand_less